Selasa, 08 Oktober 2019

Dibalik Penghargaan Agus Mulyana The Most Committed GRC Leader 2019

Sumber: google.com


Dalam akun Instagram pribadinya @amulyana46, pria yang akrab disapa Amul ini mengaku bangga sekaligus merasa terhormat atas pencapaian yang berhasil ia gapai. Penghargaan ini menjadi bukti apresiasi nyata yang disematkan dewan juri kepada kinerja Amul. Menjadi sebuah kebanggaan dan kehormatan tersendiri bagi saya selaku Direktur Kepatuhan bank BJB didapuk sebagai The Most Committed GRC Leader 2019.

Agus Mulyana membuktikan bahwa dirinya layak menjadi Direktur Bank BJB. Diketahui Bank BJB dan Agus Mulyana berhasil menyabet penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019.

Tentu saja dibalik pernghargaan yang diterima Agus Mulyana dan Bank BJB tidak luput dari kerja sama  insan Bank BJB yang senantiasa menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG) dalam setiap langkah usahanya untuk mewujudkan BJB lebih baik, kata Amul.

Kinerja manajemen risiko yang dicatatkan Bank BJB memang terbukti sangat baik. Salah satu indikatornya, rasio kredit macet alias Non Performing Loan (NPL) bank bjb Semester I 2019 terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 sebesar 2,61%.

Catatan positif ini ikut diciptakan di bawah polesan tangan dingin Agus Mulyana yang sempat menjabat sebagai direktur kepatuhan dan manajemen risiko hingga pengujung April 2019. Pola manajemen risiko yang diterapkan Bank BJB selama ini terbukti berhasil memberi rasa aman sekaligus menunjang pertumbuhan perusahaan.

Berbagai langkah pengambilan keputusan usaha yang dijalankan perbankan juga bisa terhindar dari risiko merugikan bahkan mendorong ekspansi keuntungan pada level optimal. Penghargaan ini diberikan setelah melalui proses penjurian yang sangat ketat oleh dewan juri yang terdiri dari berbagai pihak yang kompeten, termasuk di antaranya Majalah Top Business, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center.

 Para juri menilai bahwa sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG), manajemen risiko dan manajemen kepatuhan di bank bjb memuaskan. Performa seperangkat indikator ukur itu menunjukkan bank bjb berada di tingkat yang Sangat Baik dalam konteks manajemen risiko, sehingga bank bjb juga mendapatkan penghargaan TOP GRC 2019 #4 Stars.

Dari segi kinerja, perseroan juga memperlihatkan tren positif. Tercatat total aset bank bjb berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy.




Sumber: ayobandung.com

Siap Hadapi Era Digital, Bank BJB Kembangkan E-Money Server

Sumber: google.com


Di tengah perkembangan arus digitalisasi yang melaju semakin kencang, industri perbankan dituntut untuk terus melakukan inovasi dalam rangka merespon kebutuhan konsumen. Perubahan di berbagai lini kehidupan membuat masyarakat sebagai konsumen produk dan jasa perbankan juga membutuhkan layanan transaksi keuangan yang serba mudah dan cepat.

Terpilihnya beberapa jajaran manajemen baru bank BJB seperti Agus Mulyana diharapkan dapat memenuhi tantangan perkembangan digital ditengah persaingan yang kian kompetitif. Saat ini, jajaran direksi dipimpin oleh Yuddy Renaldi sebagai Direktur Utama, Agus Mulyana sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Rio Lanasier sebagai Direktur Konsumer dan Ritel serta Tedi Setiawan sebagai direktur operasional.

Sementara jajaran komisaris diisi Farid Rahman sebagai Komisaris Utama Independen, Eddy Iskandar Muda Nasution dan Muhadi sebagai Komisaris, serta Fahlino F. Sjuib dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen.

Bank dengan kode emiten BJBR ini berhasil menorehkan kinerja positif pada Triwulan II 2019. Bank BJB mencatatkan aset sebesar Rp120,7 triliun atau tumbuh sebesar 6,4% year on year yang didukung oleh penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh 7% y-o-y.

Total kredit meningkat 8,2% menjadi sebesar Rp78,2 triliun. Kinerja bisnis tersebut membuat bank BJB berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp803 miliar.

Berbagai hasil positif ini diperoleh berkat komitmen bank bjb untuk senantiasa meningkatkan kualitas layanan kepada masyarakat. Berbagai terobosan terus dilakukan guna merespon kebutuhan nasabah akan kemudahan dan kecepatan transaksi keuangan.

”Peningkatan layanan diharapkan menjadi pondasi bank BJB untuk mencapai visi menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia lewat bisnis yang berkualitas dan berkelanjutan,” ujar Direktur Utama bank BJB pada sesi pemaparan kinerja dalam acara Analyst Meeting Triwulan II 2019 di Jakarta, Kamis (25/7/2019).

Dalam konteks memenuhi kebutuhan transaksi digital, Agus Mulyana bersama dengan bank BJB telah melakukan berbagai langkah strategis. Untuk percepatan bisnis dan peningkatan layanan kepada nasabah, bank BJB akan melakukan pengembangan digitalisasi produk dan layanan, dengan rencana pengembangan jangka pendek yang akan dilakukan yaitu melakukan akselerasi pembangunan beberapa produk dan layanan elektronik serta digital banking antara lain:
  • Pengembangan e-money server based untuk transaksi menggunakan QR Code.
  • Perluasan fitur dari mobile banking bank BJB termasuk BJB Digi yang lebih user friendly.
  • Integrasi bisnis digital dengan perusahaan Fintech termasuk e-commerce.
  • Self service banking machine atau e-kiosk dan transaksi menggunakan chat bot.

Sedangkan untuk pengembangan jangka panjang dalam digitalisasi layanan, bank bjb akan mengoptimalkan kolaborasi dengan pemerintah daerah dalam bentuk elektronifikasi layanan pengelolaan keuangan daerah, antara lain digitalisasi layanan publik, digitalisasi Pemerintahan Daerah dan mendukung program Smart City.

Beberapa program kolaborasi dengan Pemerintah Daerah yang telah berjalan antara lain layanan Pembayaran PBB-P2, E-Channel Samsat (E-Samsat), Tabungan Samsat (T-Samsat), Samsat Jawa Barat Ngabret/Bergerak Cepat (SAMSAT J’bret), Samsat Banten Hebat (SAMBAT), Internet Banking Corporate (IBC) dan Kartu Kredit Pemerintah (KKP).

"Kami meyakini di dalam setiap perubahan akan selalu ada peluang dan tantangan untuk dihadapi. Bank BJB siap menghadapi tantangan-tantangan baru ini dan membuktikan bahwa bank BJB merupakan bank yang adaptif dan dinamis dalam merespon kebutuhan layanan transaksi nasabah,"  ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi.




Sumber: ayobandung.com

Terbukti Berhasil Memberi Rasa Aman, Agus Mulyana Raih Top GRC 2019

Sumber: google.com


Pengelolaan risiko yang baik menjadi salah satu kunci yang seharusnya diterapkan dalam setiap usaha bisnis. Peran manajemen risiko yang lebih banyak berada di balik layar ini tak akan banyak terlihat. Namun pada dasarnya, fungsinya terlampau besar untuk dihiraukan begitu saja. Seperti halnya "Bak menggali untuk menutup lubang" tanpa risiko yang terkelola dengan baik, penetrasi usaha yang dilakukan tak akan menjadi apa-apa.

Sebagai Plt Dirut Bank BJB, Agus Mulyana Sudah baik dalam kinerja dengan Menerapkan Pengelolaan Risiko yang Baik. Bank bjb menyadari sekali dalam signifikansi yang dimainkan pengelolaan risiko usaha ini. Fungsinya yakni untuk membangun dasar analisis yang kuat sehingga berbagai langkah untuk pengambilan keputusan usaha yang dijalankan perbankan bisa terhindar dari risiko merugikan bahkan mendorong ekspansi keuntungan pada level optimal.

Pola manajemen risiko yang diterapkan Agus Mulyana dan bank BJB selama ini sudah terbukti berhasil dengan memberi rasa aman sekaligus menunjang pertumbuhan dan perkembangan perusahaan. Hal tersebut bisa dilihat dari kualitas kredit bank BJB yang berhasil dijaga dengan baik .

Catatan perseroan pada Semester I 2019 rasio Non Performing Loan (NPL) bank bjb terjaga di level 1,7% atau lebih baik dibanding rasio NPL industri perbankan per Mei 2019 yang sebesar 2,61%. Sementara itu, rasio Net Interest Margin (NIM) bank bjb berada pada level 5,7% atau berada di atas rata-rata rasio NIM industri perbankan yang mencapai 4,9%.

Sedangkan dari segi kinerja, tercatat total aset bank BJB berhasil tumbuh 6,4% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp120,7 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh penghimpunan DPK sebesar Rp95,1 triliun atau tumbuh sekitar 7% yoy. Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak tercatat sebesar Rp803 miliar. Untuk total kredit yang disalurkan mencapai Rp78,2 triliun atau tumbuh sebesar 8,2% yoy.

Positifnya langkah pengelolaan risiko perusahaan ini juga diakui berbagai pihak yang kompeten, termasuk di antaranya Top Business, Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG), Indonesia Risk Management Professional Association (IRMAPA), Institute Compliance Professional Indonesia (ICoPI), dan Asia Business Research Center yang saling bekerja sama memberikan Sebuah penghargaan TOP GRC (Governance, Risk & Compliance) 2019.

Dalam hajat tersebut, bank BJB mendapatkan penghargaan TOP GRC 2019 #4 Stars. Bank bjb dinilai telah menerapkan manajemen risiko dan kepatuhan sangat baik. Penghargaan ini dinilai dari tiga aspek utama, yakni sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan.

Dewan juri menilai sistem, infrastruktur, dan implementasi tata kelola perusahaan yang baik (GCG), manajemen risiko dan manajemen kepatuhan di perusahaan, berada di tingkat yang sangat baik sehingga dapat mendukung peningkatan kinerja bisnis perusahaan yang berkelanjutan. Direktur Kepatuhan bank BJB Agus Mulyana juga didapuk sebagai The Most Committed GRC Leader 2019 dalam ajang ini.

"bank bjb menyadari berbagai langkah usaha yang dilakukan perseroan harus dilandasi oleh tujuan mulia untuk terus berkembang dan berkontribusi bagi negeri. Seluruh keputusan perusahaan selalu didasarkan pada prinsip tata kelola yang baik, didukung analisis tajam untuk melihat berbagai peluang dan ikhtiar nyata demi mempertahankan kebutuhan nyata dan berkelanjutan," kata Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, M. As'adi Budiman.

TOP GRC adalah kegiatan pembelajaran bersama tentang governance, risk, and compliance sekaligus apresiasi kepada perusahaan yang dinilai berkinerja baik dan telah menerapkan GRC dalam pengelolaan usaha bisnisnya. bank bjb sendiri selalu menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik alias good corporate governance (GCG) dalam setiap langkah usahanya. Penerapan sistem tata kelola ini merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menghindari potensi fraud yang merugikan berbagai pihak dari beragam aspek. GCG bank bjb telah terbukti bekerja dengan baik dan beberapa kali membuat perbankan diganjar penghargaan, tak terkecuali dari lembaga antirasuah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).




Sumber: ayobandung.com

Senin, 07 Oktober 2019

Dalam RUPSLB, Ahmad Irfan Diberhentikan dan Digantikan Agus Mulyana

Sumber: google.com


Terkait dengan pelaksana tugas (plt), dipilih Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (Bank BJB) sebagai pelaksana tugas (plt) Direktur Utama (Dirut) dengan diberhentikannya Ahmad Irfan pada Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Selain menetapkan untuk pelaksana tugas, RUPSLB ini juga membuka seleksi untuk para calon Dirut baru until menjalankan visi baru perseroan menjadi agen pembangunan daerah pun untuk bisa meningkatkan penetrasi kredit usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).

"Dirut baru hasil fit and proper test akan dilantik Maret (2019) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. Tetapi sesuai ketentuan OJK, posisi dirut tidak boleh kosong. Jadi ada rangkap jabatan oleh direktur kepatugan sebagai plt dirut," ucap Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Bandung, Selasa (11/12).

Telah disetujuinya bahwasanya akan ada perubahan pengurus Perseroan yakni dengan memberhentikan dengan hormat Ahmad Irfan yang saat itu menjabat sebagai Direktur Utama Bank BJB sudah berhenti sejak ditutupnya Rapat dan Pemberhentian Agus Gunawan selaku Direktur Komersial dan UMKM Bank BJB yang wafat pada tanggal 9 November 2018.

Dalam rapat tersebut juga pemegang saham sudah menyetujui bahwa pemberhentian secara hormat Klemi Subiyantoro selaku Komisaris Utama Independen Bank BJB dan juga dua Komisaris Independen Bank BJB Rudhyanto Mooduto dan Suwarta.

Sementara itu, tugas dan tanggung jawab Direktur Komersial dan UMKM perseroan akan diambil alih oleh Suartini selaku Direktur Konsumer dan Ritel Bank BJB.

Untuk para pengurus yang lainnya yang tidak mengalami perubahan yakni Nia Kania yang menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Fermiyanti yang menjabat sebagai Direktur Operasional serta dua orang lainnya adalah Muhadi yang menjabat sebagai Komisaris Bank BJB dan Yayat Sutaryat sebagai Komisaris Independen Perseroan.

"Mendapat mandat RUPS merangkap sebagai dirut. Hal biasa dalam organisasi. Saya akan terus menjalankan program-program yang sudah dibangun oleh Pak Ahmad Irfan, dan akan memerbaiki jika ada kekurangan," tukas Agus Mulyana.

Sudah dari bulan Mei tahun 2015 Agus Mulyana sudah menjabat sebagai Direktur Kepatuhan dan Manajemen Risiko Bank BJB. Lahir pada tahun 1964 di Bandung, Agus Mulyana sebelumnya juga Pernah menjabat sebagai Pemimpin Divisi Corporate Secretary Bank BJB di periode 2014-2015, dan juga pemimpin Kantor Wilayah III Bank BJB selama tahun 2013-2014.




Sumber: infobanknews.com